Sabtu, 19 Januari 2013

Pereda Gigi Yang SakitI

Assalamu a'laikum Wr, Wb,
Sebelumnya Sy ucapin banyak terima kasih Alloh SWT atas kesehatan yg Ia berikan pada Kita semua dan pada teman Sy atas infony dari beliau hingga saat ini alhamdulillah sakit gigiku kini mereda dan hampir mendekati sembuh, dia memberiku segaris tulisan yaitu " Kalium Diklofenak "

Awalnya agak riskan, soalnya dah beberapa kali ke dokter Gigi tetep aja 1minggu setelahnya pasti sakit lagi, malahan mau di cabut sampai dibius dulu, hingga rongga mulut mati rasa sebelah malah gagal karena masih sakit pada bagian dalam, sungguh sangat kesel banget pulang malah tambah sakit

Sakit Gigi yg Sy derita lumayan sangat2 parah, karena bolong pada gigi geraham (gigi tetap) sangat lumayan besar ampe biji jeruk masuk,, karena sebelumnya sudah 2X di tambal hanya kuat 1th per 1x tambal. Jadi banyak cerita mengerikan gini,,,, ya sekedar informasi buat teman2 yg punya kendala sakit gigi mudah2n bermanfaat......
dan semoga lekas sembuh amin,

Ohya klo mau beli obat ini bilang ja "Kalium Diklofenak generik" di Apotik terdekat harganya relatif sangat murah perstripnya,

Tp klo mau sedikit agak bagus ada juga yg bermerk (Branded) seperti X-Flam, Cataflam, Kaflam dll
Ini ricician Obat tersebut:

Komposisi :
Tiap tablet salut selaput mengandung Kalium Diklofenak............................. 25 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung Kalium Diklofenak............................. 50 mg

Farmakologi :
  (Kalium Diklofenak) adalah obat anti inflamasi non steroid yang mengandung garam kalium dari diklofenak. Obat ini memiliki efek analgesik dan anti inflamasi. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis prostaglandin, mediator yang berperan penting dalam proses terjadinya inflamasi, nyeri dan demam.
Kalium Diklofenak akan diabsorpsi dengan cepat & lengkap dan jumlah yang diabsorpsi tidak berkurang jika diberikan bersama dengan makanan. Kadar puncak obat dicapai dalam ½ - 1 jam. Ikatan protein 99,7 %, waktu paruh 1 – 2 jam. Pemberian dosis berulang tidak menyebabkan akumulasi.Eliminasi terutama melalui urin.

Indikasi :
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi-kondisi akut sebagai berikut :
- Nyeri inflamasi setelah trauma seperti terkilir.
- Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi gigi atau tulang. Sebagai adjuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau tenggorokan, misalnya tonsilofaringitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum, penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.

Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap zat aktif dan tukak lambung.Juga dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat tercetusnya serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut akibat obat-obat anti inflamasi non steroid lainnya.

Peringatan dan perhatian :
- Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak lambung, pasien dengan kolitis ulseratif atau pasien dengan Crohn’s disease, juga  pada pasien yang menderita gangguan hati yang berat.
- Umumnya perdarahan saluran pencernaan atau ulkus/perforasi mempunyai konsekuensi yang lebih serius pada orang tua. Hal ini dapat terjadi setiap waktu selama pengobatan dengan atau tanpa gejala peringatan atau riwayat sebelumnya. Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima Kalium Diklofenak maka obat ini harus dihentikan.
- Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal, perhatian khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal, pasien yang diobati dengan diuretik dan pada pasien dengan “extracellular volume depletion” dari berbagai sebab, misalnya pada fase pra/pasca bedah besar. Pemantauan fungsi ginjal sebagai tindakan pencegahan direkomendasikan jika menggunakan Kalium Diklofenak pada kasus-kasus tertentu.
Penghentian pengobatan diikuti oleh penyembuhan seperti keadaan sebelum pengobatan. Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa pengobatan dengan Kalium Diklofenak maka obat harus segera dihentikan.
- Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya anti inflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin terjadi dengan Kalium Diklofenak, pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika tes fungsi hati yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-gejala tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya (misalnya eosinofilia, ruam dan sebagainya) Kalium Diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin terjadi tanpa gejala-gejala prodromal. Perhatian harus diberikan jika menggunakan Kalium Diklofenak pada pasien dengan porfiria hati, karena Kalium Diklofenak mungkin menyebabkan serangan. Pengobatan dengan Kalium Diklofenak untuk indikasi tersebut di atas biasanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk pemakaiannya dimana Kalium Diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya seperti halnya obat-obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi lainnya, dilakukan hitung
darah. Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi anafilaktik/anafilaktoid dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat ini sebelumnya.
- Mutagenitas, karsinogenitas dan studi toksisitas reproduksi : Kalium Diklofenak tidak menunjukkan efek mutagenik, karsinogenik atau teratogenik pada studi yang dilakukan.
- Pemakaian waktu kehamilan dan menyusui : Pada masa kehamilan Kalium Diklofenak hanya digunakan pada keadaan yang sangat diperlukan dan dengan dosis efektif yang terkecil. Seperti halnya obat-obat penghambat prostaglandin sintetase lainnya, hal ini terutama berlaku pada 3 bulan terakhir dari masa kehamilan (karena kemungkinan terjadinya inertia uterus dan atau penutupan prematur dari ductus arteriosus). Sesudah pemberian oral dosis 50 mg setiap 8 jam, zat aktif dari Kalium Diklofenak dijumpai dalam ASI, Kalium Diklofenak tidak dianjurkan untuk digunakan pada ibu yang menyusui.
- Efek pada kemampuan mengemudi atau menggunakan mesin : Pasien yang mengalami pusing atau gangguan saraf pusat lainnya harus dihindarkan
dari mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.

Efek samping :
Saluran pencernaan :
- Kadang-kadang : nyeri epigastrium, gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, kejang perut, dispepsia, perut kembung, anoreksia.
- Jarang : perdarahan saluran pencernaan (hematemesis, melena, tukak lambung dengan atau tanpa perdarahan/perforasi, diare berdarah).
- Sangat jarang : gangguan usus bawah seperti “non specific haemorrhagic colitis” dan eksaserbasi kolitis ulseratif atau Crohn’s disease, stomatitis aphthosa, glositis, lesi esofagus, konstipasi

Susunan saraf pusat dan perifer :
- Kadang-kadang : sakit kepala, pusing, vertigo.
- Jarang : perasaan mengantuk.
- Sangat jarang : gangguan sensasi termasuk parestesia, gangguan memori, disorientasi, gangguan penglihatan (blurred vision, diplopia), gangguan pendengaran, tinnitus, insomnia, iritabilitas, kejang, depresi, kecemasan, mimpi buruk, tremor, reaksi psikotik,
gangguan perubahan rasa.

Kulit :
- Kadang-kadang : ruam atau erupsi kulit.
- Jarang : urtikaria.
- Sangat jarang : erupsi bulosa, eksema, eritema multiforme, Stevens Johnsons Syndrome, Lyell Syndrome (epidermolisis toksik akut), eritroderma (dermatitis exfoliatif), rambut rontok, reaksi fotosensitivitas, purpura termasuk purpura alergik.

Sistem urogenital :
- Sangat jarang : kegagalan ginjal akut, kelainan urin seperti hematuri, proteinuria, nefritis interstisialis, Sindrom nefrotik, nekrosis papiler.

Fungsi hati :
- Kadang-kadang : peningkatan enzim serum amino transferase SGOT, SGPT.
- Jarang : hepatitis dengan atau tanpa jaundice.
- Sangat jarang : hepatitis fulminan.

Darah :
- Sangat jarang : trombositopenia, leukopenia, anemia (anemia hemolitik, anemia aplastik), agranulositosis.

Hipersensitivitas :
- Jarang : reaksi hipersensitivitas seperti asma, reaksi anafilaktik/anafilaktoid sistemik termasuk hipotensi.

Susunan organ lainnya :
- Jarang : edema.
- Sangat jarang : impoten (hubungannya dengan “Kalium Diklofenak ” diragukan), palpitasi, nyeri dada, hipertensi.

Interaksi obat :
Apabila diberikan bersamaan dengan preparat yang mengandung lithium atau digoxin, kadar obat-obat tersebut dalam plasma meningkat tetapi tidak dijumpai adanya gejala kelebihan dosis. Beberapa obat anti inflamasi non steroid dapat menghambat aktivitas dari diuretika.Pengobatan bersamaan dengan diuretika golongan hemat kalium mungkin disertai dengan kenaikan kadar kalium dalam serum. Pemberian bersama dengan anti inflamasi non steroid sistemik dapat menambah terjadinya efek samping. Meskipun pada uji klinik diklofenak tidak mempengaruhi efek anti koagulan, sangat jarang dilaporkan adanya penambahan resiko perdarahan dengan penggunaan kombinasi diklofenak dan anti koagulan, oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan pemantauan yang ketat terhadap pasien tersebut. Seperti dengan antiinflamasi non steroid lainnya, diklofenak dalam dosis tinggi (200 mg) dapat menghambat agregasi platelet untuk sementara. Uji klinik memperlihatkan bahwa diklofenak dapat diberikan bersamaan dengan anti
diabetik oral tanpa mempengaruhi efek klinis dari masing-masing obat. Sangat jarang dilaporkan efek hipoglikemik dan hiperglikemik dengan adanya diklofenak sehingga diperlukan penyesuaikan dosis obat-obat hipoglikemik. Perhatian harus diberikan bila anti inflamasi non steroid diberikan kurang dari 24 jam sebelum atau setelah pengobatan dengan methotrexate, karena konsentrasi methotrexate dalam darah dapat meningkat dan toksisitas dari obat ini bertambah. Penambahan nefrotoksisitas cyclosporin mungkin terjadi oleh karena efek obat-obat anti inflamasi non steroid terhadap prostaglandin ginjal.

Dosis berlebih :
Penanganan keracunan akut dengan anti inflamasi non steroid pada dasarnya dilakukan dengan tindakan suportif dan simptomatik. Tidak ada gambaran klinis yang khas dari dosis berlebih diklofenak. Tindakan pengobatan yang dilakukan dalam hal dosis berlebih adalah sebagai berikut : absorpsi harus dicegah segera setelah dosis berlebih dengan pencucian lambung dan pengobatan dengan arang aktif.
Pengobatan suportif dan simptomatik harus diberikan untuk komplikasi seperti hipotensi, gagal ginjal, kejang,  iritasi saluran pencernaan dan depresi pernapasan.
Terapi spesifik seperti “forced diuresis”, dialisis atau hemoperfusi mungkin tidak membantu menghilangkan anti rematik non steroid karena jumlah ikatan protein yang tinggi.

Dosis :
Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100 – 150 mg sehari. Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75 – 100 mg sehari pada umumnya sudah mencukupi. Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2 – 3 kali. Tablet harus diberikan dengan air, sebaiknya sebelum makan, tidak dianjurkan pemakaian untuk anak-anak.


Simpan pada suhu di bawah 30oC.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER





Tidak ada komentar:

Posting Komentar